Lencana Facebook

Lencana Facebook

Calender

Recent Komentar





Diberdayakan oleh Blogger.

Artikel Terkait

صلوة الفاتح Biografy Syeikh Ahmad Attijani RA Biografi Bilal Bin Rabah - Muazin Rasulullah SAW Cara Membuat Slide Show/Gambar Bergerak Biografy Sayidina Usman Bin Affan RA Biografy Sayidina Umar Bin Khatab RA Biografi Abu Bakar As-Sidiq Riwayat Hidup Syaikh An Nawawi Albantani Riwayat Kehidupan Imam Nawawi Addamsyiqi Biografi Imam Syafii Imam Syafi’i Biografy Imam Maliki Biografy Imam Hanafy SEJARAH WALI SONGO للحبيب على بن حسن العطاس حكاية نبى محمد صلى الله عليه والسلام حكاية نبى ادم عليه السلام حكية نبى نوح عليه السلام حكاية نبى هود عليه السلام حكاية نبى صالح عليه السلام
  • حكاية نبى ابراهيم عليه السلام
  • حكاية نبى لوط عليه السلام
  • حكاية نبى اسماعيل عليه السلام
  • حكاية نبى اسحاق عليه السلام
  • حكاية نبى يوسف عليه السلام
  • حكاية نبى الياس عليه السلام
  • حكاية نبى شعيب عليه السلام
  • حكاية نبى ذوالكفلى عليه السلام
  • حكاية نبى ايوب عليه السلام
  • حكاية نبى يونس عليه السللام
  • حكاية نبى موسى و هرون عليهما السلام
  • حكاية نبى داود عليه السلام
  • حكاية نبى سليمان علييه السلام
  • حكاية نبى عزير علبه السلام
  • حكاية نبي يحيى عليه السلام
  • حكاية نبى زكرى عليه السلام
  • حكاية نبى عيسى عليه اسلام
  • Kisah Nabi Muhammad SAW Keutamaan Sholawat Alfatih Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Daftar penumpang Sukhoi Superjet Hujan deras, evakuasi korban Sukhoi hari ini dihen.. MENGENAL JENIS JENIS DZIKIR DZIKIR IBADAH YANG SANGAT AGUNG Profil Pondok Pesantren Alfatih

      Biografy Imam Hanafy

      IMAM HANAFI
      Tahun dan tempat kelahiran serta silsilah Imam Hanafi.Menurut riwayat yang paling masyhur, Imam Hanafi dilahirkan di kota Kufah pada tahun 80 H (699 Masehi). Nama beliau yang sebenarnya adalah Nu’man bin Tsabit bin Zautha bin Mah
      . Ayah beliau merupakan keturunan dari bangsa Persi (Kabul-Afghanistan), Tetapi sebelum beliau dilahirkan, ayah beliau telah pindah ke Kuhaf. Jadi dapat disimpulkan bahwa beliau bukanlah keturunan dari bangsa Arab asli, melainkan keturunan bangsa Ajam (bangsa selain Arab), dan beliau dilahirkan ditengah-tengah keluarga bangsa Persia. Pada masa beliau dilahirkan, pemerintahan islam sedang berada dalam kekuasaan Abdul Malik bin Marwan (Raja dari Banu Umayah ke V).Menurut salah satu riawayat disebutkan bahwa ayah beliau sewaktu kecil pernah diajak ziarah kepada Ali bin Abi Thalib oleh ayahnya yang bernama Zautha , dan di do’akan oleh sayidina Ali : “Mudah-mudahan dari keturunannya ada yang akan menjadi orang dari golongan orang-orang baik dan berbudi luhur”.Gelar “Abu Hanifah” beliau peroleh setelah dikaruniai beberapa orang putera, dan diantara putranya itu ada yang diberi nama Hanifah. Namun menurut riwayat yang lain disebutkan bahwa gelar Abu Hanifah diberikan karena beliau adalah seorang yang rajin beribadat kepada Allah dan sungguh-sungguh menjalankan kewajibannya dalam beragama. Dalam Bahasa Arab perkataan “Hanif” mengandung arti “Cenderung atau Condong” kepada agama yang benar. Ada pula dalam riwayat lain disebutkan bahwa gelar Abu Hanifah beliau peroleh karena eratnya berkawan dengan tinta, sebab dalam lughat Iraq bahwa arti kata “Hanifah” adalah dawat atau tinta, karena kemanapun belia pergi selalu membawa tinta guna menncatat ilmu pengetahuan yang beliau dapatkan dari para guru atau sumber lainnya. Pribadi dan keluhuran budi Imam Hanafi.Disebutkan dalam satu riwayat mengenai kedaan fisik dan kejiwaan Imam Hanafy adalah sebagai berikut :Imam Hanafy memiliki bentuk tubuh yang tegap, tingginya sedang, dan terbayang dalam mukanya suatu sifat yang kekerasan dalam hati sanubarinya, fikirannya cerdas dan memiliki cita-cita yang luhur.Apabila beliau berkata selalu dengan perkataan yang lembut dan manis, karena lidahnya yang fasih dan kemerduan suaranya dalam menyerukan ajaran agama islam, beliau juga adalah seorang yang peramah, rajin bekerja dan tidak pernah bercakap-cakap hal-hal yang tidak bermanfaat.Tentang keluhuran budi Imam Hanafy, selain seperti apa yang telah disebutkan diatas, juga terdapat kutipan perkataan beliau yaitu : “Mudah-mudahan Allah mengampuni kepada barang siapa yang yang mengatakan kepadaku dengan kebencian, dan mudah-mudahan Allah mengasihani kepada barang siapa yang mengatakan kepada diriku dengan kebaikan”. Para guru Imam Hanafi para ahli sejarah bahwa diantara para guru Imam Hanafy yang terkenal adalah :. Anas bin Malik. Abdullah bin Harits. Abdullah bin Abi Aufa. Watsilah bin Al-Asqa. Ma’qil bin Ya’sar. Abdullah bin Anis. Abu Thafail (Amir bin watsilah) Adapun para ulama yang pernah beliau datangi untuk dipelajari ilmu pengetahuannya sekitar 200 orang yang kebanyakan dari mereka adalah dari golongan thabiin (orang-orang yang hidup dimasa kemudian setelah para sahabat Nabi), diantara para ulama yang terkenal itu adalah : Imam Atha’ bin Abi Rabbah (wafat tahun 114 H) dan Imam Nafi’ Maula Ibnu Umar (wafat tahun 117 H). Sedangkan ahli fikih yang menjadi guru beliau yang paling terkenal adalah Imam Hammad bin abu Sulaiman (wafat tahun 120 H), Imam Hanafy berguru ilmu fikih kepada beliau dalam kurun waktu 18 tahun. guru Imam Hanafy yang lainnya adalah : Imam Muhammad Al-Baqir, Imam Ady bin Tsabit, Imam Abdurrahman bin Hamzah, Imam Amr bin Dinar, Imam Manshur bin Mu’tamir, Imam Syu’bah bin Hajjaj, Imam Ashim bin Abin Najwad, Imam Salamah bin Kuhail, Imam Qatadah, Imam Rabi’ah bin Abdurrahman, dll.. Cara Imam Hanafi dalam memberikan pengajaran Imam Hanafy dalam memberikan pengajaran kepada murid-muridnya yang telah dewasa ialah dengan menekankan agar murid-muridnya dapat lebih kritis dan dewasa dalam berfikir, tidak hanya menitik beratkan kepada apa yang telah beliau jelaskan saja, dengan maksud agar para murid-muridnya dapat mencari dan menyelidiki dari mana asal dan sumber pengetahuan yang beliau sampaikan serta membahas hukum-hukun agama dengan sebaik-baiknya, seluas-luasnya dan dengan arti kata yang sebenarnya mengikuti ajaran Allah dan sunah-sunah rasulnya.Lebih jelasnya bahwa Imam Hanafy terhadap para muridnya hanya selaku pengajar ( guru ) saja dan tidak terikat pribadi beliau. Mereka diberi kemerdekaan untuk berfikir, dibebaskan untuk memecahkan masalah-masalah yang perlu dipecahkan, bahkan sewaktu-waktu diperkenankan untuk membantah terhadap pengajaran-pengajaran dan atau pendapat-pendapat beliau tentang segala masalah yang kiranya terasa olehnya menyalahi wahyu ilahi atau berawanan  dengan hadits nabi, yang disertai dengan penyelidikan akal yang bersih, murni dari segala macam pengaruh.. Dasar-dasar hukum Madzhab Imam Hanafi Sebagaimana telah sedikit kami jelaskan diatas tentang cara Imam Hanafy dalam memberikan pengajaran, yaitu dengan memberi kebebasan berfikir terhadap murid-muridnya mengenai masalah-masalah baru yang belum didapatkan dalilnya dari Al-Qur’an dan dari As-Sunah dan mereka dilarang bertaqlid dengan beliau, maka sewaktu-waktu para murid beliau yang terpandang dapat diajak bermubahatsah (bertukar fikiran) membicarakan masalah-masalah yang harus dipecahkan dan dicari alasannya dari segi Qur’an dan Sunah. Imam Muhammad bin Hasan pernah meriwayatkan, bahwa Imam Abu Hanifah sering kali mengajak bermunadlarah, bermubahatsah, berunding dan bertukar fikiran dengan para murid atau dengan para sahabat dekat beliau, tentang soal-soal hukum qiyas, dengan cara bebas dan merdeka. Sewaktu-waktu para murid beliau membantah kepada pendapat-pendapat yang dikemukakan beliau, kemudian Imam Abu Hanifah menjawab “ saya istihsan atau mencari kebagusan” dan para murid beliaupun tunduk kepada beliau dengan perkataan istihsan tadi. Secara garis besar bahwa dasar-dasar Madzhab Imam Hanafy adalah bersandar kepada : Al-qur’an. Sunnah Rasulullah dan atsar-atsar yang shahih serta telah terkenal diantara para ulama yang ahli. Fatwa-fatwa dari para sahabat. Qiyas. Istihsan. Adat yang telah berlaku dikalangan masyarakat umat islam.Demikian dasar-dasar madzhab Imam Hanafy yang sebenarnya, sebagaimana telah diketahui oleh para ulama ahli ushul fiqih.. Para Murid Imam Hanafi yang terkenal.Menurut riwayat para ulama sejarah dikatakan bahwa Imam Hanafy mempunyai murid yang luar biasa banyaknya, namun dari seluruh murid-muridnya itu ada 4 murid yang sangat terpandang atau terkenal dan sampai sekarang masih sering disebut-sebut di kalangan umat islam, yaitu. Imam Abu Yusuf Ya’qub bin Ibrahim Al-Ansori, ( lahir tahun 113 H ). Sebelum Imam Abu Yusuf menimba ilmu kepada Imam Hanafy, pertama kali ia menimba ilmu dari Imam Abi Laila, sampai beberapa tahun lamanya di kota Kufah, namun entah apa sebabnya kemudian ia berpindah menimba ilmu pengetahuan kepada Imam Hanafy. Pada masa itu Imam Abu Yusuf merupakan kepala murid bagi Imam Hanafy dan banyak pula membantu Imam Hanafy, beliau pula yang pertama kali menghimpun catatan-catatan dan pelajaran-pelajaran dari Imam Abu-Hanifah yang selanjutnya beliau pula yang menyiarkan pengetahuan dan pendapat-pendapat Imam Hanafy di berbagai tempat. Imam Muhammad bin Hasan bin Farqad Asy-Syaibani ( 132 – 189 H )Dari sejak usia muda Imam Muhammad bin Hasan gemar menuntut berbagai macam ilmu pengetahuan agama, kemudian dengan perantaraan para ulama irak, lalu beliau belajar dan menimba ilmu kepada Imam Hanafy. Belum berapa lama beliau belajar kepada Imam Abu Hanifah, tiba-tiba Imam Abu Hanifah Wafat padahal pada saat itu beliau baru berusuia 18 tahun. Oleh sebab itu, beliau melanjutkan pendidikannya kepada Imam Abu Yusuf karena mengetahui bahwa Imam Abu Yusuf adalah murid Imam Abu Hanifah yang paling terkenal.Akhirnya Imam Muhammad bin Hasan termasuk menjadi seorang alim yang besar yang banyak memiliki ilmu pengetahuan tentang hukum-hukum agama dan cabang-cabangnya, beliau pula termasuk golongan ulama ahli ra’yi.. Imam Zafar bin Hudzail bin Qais ( 110 – 158 H )Pada mulanya beliau rajin mempelajari ilmu hadits, kemudian berbalik pendirian amat suka mempelajari ilmu akal atau ra’yi. Sekalipun demikian, beliau tetap menjadi seorang yang suka belajar dan mengajar, dan selanjutnya belaiu terkenal sebagai mantan murid Imam Hanafy yang terkenal ahli qiyas, tergolong seorang yang terbaik pendapat-pendapatnya dan pandai tentang mengupas soal-soal keagamaan serta ahli ibadat.. Imam Hasan bin Ziyad Al-Luluy ( Wafat tahun 204 H  Beliau adalah murid Imam Hanafy yang terkenal dan pernah pula belajar kepada Imam Ibnu Jurajj dan lain-lainnya. Setelah wafatnya Imam Hanafy, beliau lalu menimba ilmu kepada Imam Abu Yusuf kemudian kepada Imam Muhammad bin Hassan setelah Imam Abu Yusuf wafat.Imam Hasan bin Ziyad termasuk kepada golongan murid Imam Hanafy yang terkenal di bidang ilmu fiqih. Wafatnya Imam Hanafi.Didalam satu riwayat dikisahkan bahwa suatu hari Abu Jafar Al-manshur memanggil Imam Abu Hanifah, Imam Sufyan Ats Sauri, dan Imam Syarik An Naha’y untuk datang dan menghadap kepadanya. Setelah mereka bertiga menghadap baginda raja, kemudian mereka satu persatu diberikan jabatan sebagai qadhi.  Imam Abu Sufyan dipercaya untuk menjadi wadhi di kota Bashrah, Imam Syarik diberikan kepercayaan untuk menjadi qadhi di ibu kota, dan Imam Abu Hanifah menolak jabatan tersebut, selanjutnya baginda raja memerintahkan mereka untuk berangkat ke kota tempat mereka harus bertugas dan memberikan ancaman bahwa “ barang siapa menolak jabatan yang diberikan oleh baginda raja akan menerima hukuman berupa cambukan seratus kali pukulan” Imam Syarik menerima jabatan itu dan segera menempati kota tempat ia harus melaksanakan tugas sebagai qadhi, Imam Abu Sufyan menolak jabatan tersebut dan melarikan diri ke Yaman, sementara Imam Abu Hanifah menolak jabatan tersebut dan tidak pula melarikan diri kemanapun. Oleh seban itu lalu Imam Abu Hanifah dipenjarakan dan diberi hukuman seratus kali cambukan serta dikalungkan di lehernya besi yang sangat berat. Selama menjalani hukuman penjara dan hukuman cambuk tersebut, tidak henti-hentinya Al-Manshur memberintahkan kepada Ibu Imam Hanafy untuk merayu putranya agar mau menerima jabatan sebagai qadhi, namun dengan jawaban yang tegas beliau tetap menolak jabatan tersebut hingga pada suatu hari Al-Manshur memanggil beliau dan memberikan satu gelas air yang telah dicampur dengan racun serta memaksa Imam Abu Hanifah untuk meminumnya, setelah meminum air yang diberikan oleh Al-Manshur tersebut, Imam Abu Hanifah dimasukan kembali kedalam penjara, dan pada saat itu pula dalam keadaan bersujud Imam Abu Hanifah wafat. Imam Abu Hanifah wafat pada tahun 150 H ( 767 M ) pada usia 70 Tahun dan jenazahnya di makamkan di Al-Khaizaran, sebuah tempat pekuburan yang terletak di kota Baghdad, dan dikatakan dalam riwayat yang lain bahwa pada waktu itu pula lahirlah Imam Syafii
      Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Biografy Imam Hanafy. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://alfatihlebak.blogspot.com/2011/12/biografi-imam-hanafy.html. Terima kasih!
      Ditulis oleh: www.alfatihlebak.blogspot.com - 26 Desember 2011

      Belum ada komentar untuk "Biografy Imam Hanafy"

      Posting Komentar

      Terima kasih atas kunjungannya, jika dirasa bermanfaat artikel pada blog ini jangan segan-segan beri komentarnya.
      Berkomentar dengan bahasa sopan dan tidak nyepam.

      Recen Comen

      Pengikut

      Lencana Facebook