Lencana Facebook

Lencana Facebook

Calender

Recent Komentar





Diberdayakan oleh Blogger.

Artikel Terkait

صلوة الفاتح Biografy Syeikh Ahmad Attijani RA Biografi Bilal Bin Rabah - Muazin Rasulullah SAW Cara Membuat Slide Show/Gambar Bergerak Biografy Sayidina Usman Bin Affan RA Biografy Sayidina Umar Bin Khatab RA Biografi Abu Bakar As-Sidiq Riwayat Hidup Syaikh An Nawawi Albantani Riwayat Kehidupan Imam Nawawi Addamsyiqi Biografi Imam Syafii Imam Syafi’i Biografy Imam Maliki Biografy Imam Hanafy SEJARAH WALI SONGO للحبيب على بن حسن العطاس حكاية نبى محمد صلى الله عليه والسلام حكاية نبى ادم عليه السلام حكية نبى نوح عليه السلام حكاية نبى هود عليه السلام حكاية نبى صالح عليه السلام
  • حكاية نبى ابراهيم عليه السلام
  • حكاية نبى لوط عليه السلام
  • حكاية نبى اسماعيل عليه السلام
  • حكاية نبى اسحاق عليه السلام
  • حكاية نبى يوسف عليه السلام
  • حكاية نبى الياس عليه السلام
  • حكاية نبى شعيب عليه السلام
  • حكاية نبى ذوالكفلى عليه السلام
  • حكاية نبى ايوب عليه السلام
  • حكاية نبى يونس عليه السللام
  • حكاية نبى موسى و هرون عليهما السلام
  • حكاية نبى داود عليه السلام
  • حكاية نبى سليمان علييه السلام
  • حكاية نبى عزير علبه السلام
  • حكاية نبي يحيى عليه السلام
  • حكاية نبى زكرى عليه السلام
  • حكاية نبى عيسى عليه اسلام
  • Kisah Nabi Muhammad SAW Keutamaan Sholawat Alfatih Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Daftar penumpang Sukhoi Superjet Hujan deras, evakuasi korban Sukhoi hari ini dihen.. MENGENAL JENIS JENIS DZIKIR DZIKIR IBADAH YANG SANGAT AGUNG Profil Pondok Pesantren Alfatih

      Riwayat Hidup Syaikh An Nawawi Albantani

                                     RIWAYAT HDUP SYAIKH AN NAWAWI ALBANTANI
      A. BIOGRAFI AN NAWAWI AL BANTANI
      NAWAWI AL-JAWI, SYEKH (Banten Jawa Barat, 1230 H/1813 M-Makkah, 1314 H/1897 M. Seorangulama besar penulis dan pendidik dari Banten, Jawa Barat, yang bermukim di Makkah. Namaaslinya adalah Nawawi Bin Umar Bin Arabi. Ia disebut juga Nawawi Al-Bantani. Di kalangan keluarganya, Syekh Nawawi Al Jawi dikenal dengan sebutan Abdul Mu’ti.
      Ayahnyabernama KH.UmarBin Arabi, seorang ulama dan penghulu di Tanara Banten. Ibunya Jubaidah, penduduk asli Tanara. Dari silsilah keturunan ayahnya, Syekh Nawawi merupakan salah satu keturunan Maulana Hasanuddin (Sultan Hasanuddin), putra Maulana Syarif Hidayatullah.SyekhNawawi terkenal sebagai salah seorang ulama besar di kalangan umat Islam internasional.Ia dikenal melalui karya-karya tulisnya. Beberapa julukan kehormatan dari Arab Saudi, Mesir dan Suriah diberikan kepadanya, seperti Sayid ulama A-Hedzjaz, Mufti dan Fakih. Dalam kehidupan sehari-hari ia tampil dengan sangat sederhana.

      Sejakkecil Syekh Nawawi telah mendapat pendidikan agama dari orang tuanya.Mata pelajaran yang diterimanya antara lain bahasa Arab, fikih dan ilmu tafsir. Selain itu ia belajar pada kyai Yusufdi Purwakarta. Pada usia 15 tahun ia pergi menunaikan ibadah haji ke Makkah dan bermukim di sana selama 3 tahun. Di Makkah ia belajar pada beberapa orang syekh yang bertempat tinggal di Masjidil Haram, seperti Syekh Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad Dimyati dan Syekh Ahmad Zaini Dahlan. Ia juga pernah belajar di Madinah di bawah bimbingan Syekh Muhammad Khatib Al-Hanbali. Sekitar tahun 1248 H/1831 M ia kembali ke Indonesia. Di tempat kelahirannya ia membina pesantren peninggalan orang tuanya. Karena situasi politik yang tidak menguntungkan, ia kembali ke Makkah setelah 3 tahun berada di Tanara dan menuruskan belajarnya di sana. Sejakkeberangkatannya yang kedua kalinya ini Syekh Nawawi tidak pernah kembali ke Indonesia. Beliau menetap di sana hingga akhir hayatnya. Beliau meninggal pada tanggal 25 Syawal 1314 H atau tahun 1897 M. Beliau wafat dalam usianya yang ke-84 tahun di tempat kediamannya yang terakhir
      yaitu kampung Syiib Ali Makkah (Depag, 1992: 423).  Jenazahnyadikuburkan di pekuburan Ma’la, Makkah, berdekatan dengan kuburan Ibnu Hajar dan Siti Asma Binti Abu Bakar Shiddiq.Beliau wafat pada saat sedang menyusun sebuah tulisan yang menguraikan Minhaj Ath-Thalibin-nya Iman Yahya bin Hasan bin Husain bin Muhammad bin Jama’ah bin Hujam An-Nawawi (Hasan, 1987: 39).

      Menurutcatatan sejarah di Makkah ia berupaya mendalami ilmu-ilmu agama dari para gurunya, seperti Syekh Muhammad Khatib Sambas, Syekh Abdul Gani Bima, Syekh Yusuf Sumulaweni dan Syekh Abdul Hamid Dagastani.
      Denganbekal pengetahuan agama yang telah ditekuninya selama lebih kurang 30 tahun, Syekh Nawawi setiap hari mengajar di Masjidil Haram.Murid-muridnyaberasal dari berbagai penjuru dunia. Adayang berasal dari Indonesia, seperti KH. Khalil (Bangkalan, Madura), KH. Asy’ari(Jombang, Jawa Timur). Adapula yang berasal dari Malaysia, seperti KH. Dawud (Perak). Ia mengajarkan pengetahuan agama secara mendalam kepada murid-muridnya, yang meliputi hampir seluruh bidang. Di samping membina pengajian, melalui murid-muridnya, Syekh Nawawi memantau perkembangan politik di tanah air dan menyumbangkan ide-ide dan pemikirannya untuk kemajuan masyarakat Indonesia. Di Makkah ia aktif membina suatu perkumpulan yang disebut Koloni Jawa, yang menghimpun masyarakat Indonesia yang berada di sana. Aktivitaskoloni Jawa ini mendapat perhatian dan pengawasan khusus dari pemerintahan colonial Belanda. SyekhNawawi memliki beberapa pandangan dan pendirian yang khas. Diantaranya, dalam menghadapi pemerintahan kolonial, ia tidak agresif atau reaksioner. Namun demikian ia sangat anti bekerja sama dengan pihak
      kolonial dalam bentuk apapun. Ia lebih suka mengarahkan perhatiannya pada pendidikan, membekali murid-muridnya dengan jiwa keagamaan dan semangat untuk menegakkan kebenaran. Adapun terhadap orang kafir yang tidak menjajah, ia membolehkan umat Islam berhubungan dengan mereka untuk tujuan kebaikan dunia. Ia memandang bahwa semua manusia adalah saudara, sekalipun dengan orang kafir. Ia juga menganggap bahwa pembaharuan dalam pemahaman agama perlu dilakukan untuk terus menggali hakikat kebenaran. Dalam menghadapi tantangan zaman, ia memandang umat Islam perlu menguasai berbagai bidang keterampilan atau keahlian ia memahami “Perbedaan Umat adalah Rahmat” dalam konteks keragaman kemampuan dan persaingan untuk kemajuan umat Islam.

      Dalambidang syariat, ia mendasarkan pandangannya pada Al-Qur’an, Hadist, Ijmak, dan Qiyas. Inisesuai dengan dasar-dasar syari’at yang dipakai oleh Iman Syafi’i. Mengenai Ijtihad dan Taklid, ia berpendapat bahwa yang termasuk Mujtadhid (ahli ijtihad) mutlak ialah Imam Syafi’i, Imam Hanafi, Imam Malik dan Imam Hambali. Bagi mereka haram bertaklid, sedangkan orang-orang selain mereka, baik sebagai mujtahid Fi-Al Mazhab, Mujtahid Al-Mufti, maupun orang-orang awam/ masyarakat biasa, wajib
      taklid kepada salah satu mazhab dari mujtahid mutlak.

      KelebihanSyekh Nawawi telah terlihat sejak kecil.Ia hafal Al-Qur’an pada usia 18 tahun. Sebagai seorang syekh, ia menguasai hampir seluruh cabang ilmu agama, seperti ilmu tafsir, ilmu tauhid, fikih, akhlak, tarikh, dan bahasa Arab. Pendirian-pendiriannya, khususnya dalam bidang ilmu kalam dan fikih, bercorak Ahlusunnah Waljama’ah. Keahliannyadalam bidang-bidang ilmu tersebut dapat dilihat melalui karya-karya tulisnya yang cukup banyak. Menurut suatu sumber, ia mengarang kitab sekitar 115 buah, sedangkan menurut sumber lain sekitar 99 buah, yang terdiri berbagai disiplin ilmu agama. Di antara karangannya, dalam bidang tafsir
      ia menyusur kitab Tafsir Al-Munir (yang memberi sinar). Dalambidang hadist, kitab Tanqih Al-Qoul/meluruskan pendapat (Syarah Lubab Al Hadist, As-Suyuti). Dalambidang tauhid, diantaranya kitab Fath Al-Majid/pembuka bagi yang mulia (Syarah Ad-Durr Al-Farid Fi Al-Tauhid, Al Bajuri) yang berisi penjelasan tentang masalah tauhid. Dalam bidang fikih, diantaranya kitab Sullam Al Munajah/tangga untuk mencapai keselamatan (Syarah Safinah As-Salah), At-Tausyih (Syarah Fath Al-QaribAl-Mujib, ibnu Qosun Al-Gazi) yang menguraikan masalah-masalah fikih dan nihayah Az-Zen. Dalambidang politik atau tasawuf, diantaranya kitab salalim al-fudala’/tangga bagi para ulama terpandang (Syarah Manzumah Hidayah Al-Azkiya’) Misbah Az-Zalam (penerang kegelapan), dan Bidayah Al-Hidayah. Dalam bidang tarikh, diantaranya kitab al-Ibriz Ad-Dani (emas yang dekat), Bugyah Al-Awam (kezaliman orang awam)dan Fathu As-Samad (kunci untuk mencapai yang maha memberi). Dalambidang bahasa dan kesustraan, di antara kitab Fathu Gafir Al-Khatiyyah (Kunci
      untuk mencapai pengampunan kesalahan). Beberapakeistimewaan dari karya-karyanya telah ditemukan oleh peneliti, diantaranya kemampuan menghidupkan isi karangan sehingga dapat dijiwai oleh pembacanya, pemakaian bahasa yang mudah dipahami sehingga mampu menjelaskan  istilah-istilah yang sulit dan keluasan isi karangannya. Buku-bukukarangannya juga banyak digunakan di Timur Tengah (Aziz, 1994: 23-25).


       



      Anda baru saja membaca artikel yang berkategori dengan judul Riwayat Hidup Syaikh An Nawawi Albantani. Anda bisa bookmark halaman ini dengan URL http://alfatihlebak.blogspot.com/2011/12/biografy-syekh-annawawi-al-bantani.html. Terima kasih!
      Ditulis oleh: www.alfatihlebak.blogspot.com - 24 Desember 2011

      Belum ada komentar untuk "Riwayat Hidup Syaikh An Nawawi Albantani"

      Posting Komentar

      Terima kasih atas kunjungannya, jika dirasa bermanfaat artikel pada blog ini jangan segan-segan beri komentarnya.
      Berkomentar dengan bahasa sopan dan tidak nyepam.

      Recen Comen

      Pengikut

      Lencana Facebook